2.1 . Pertumbuhan
Penduduk
A. Perkembangan
Penduduk Dunia Dengan Menggunakan Tabel
Kita bisa
lihat tabel dibawah ini yang dari tahun – tahun sebelumnya Perkembangan
Penduduk Dunia pada tahun 1950 sampai 2008.
Populasi tahun 1950, Populasi tahun 2008 :
Cina 562,579,779, Cina 1,333,207,572
Amerika 152,271,000, India 1,154,845,005
Rusia 101,936,816, Amerika 304,838,948
Jepang 83,805,000, Indonesia 238,567,492
Brazil 197,254,181
Populasi tahun 1950, Populasi tahun 2008 :
Cina 562,579,779, Cina 1,333,207,572
Amerika 152,271,000, India 1,154,845,005
Rusia 101,936,816, Amerika 304,838,948
Jepang 83,805,000, Indonesia 238,567,492
Brazil 197,254,181
Dunia 2,555,948,654 Dunia 6,736,383,012
Bisa kita lihat rata – rata setiap negera
penduduknya bisa bertambah hingga 2x lipatnya. Lalu perkembangan penduduk
dunianya bertambah hingga 3x lipatnya. Itu berarti penduduk dunia sangat pesat
pertumbuhannya.
B. Penggandaan
Penduduk Dunia Dengan Menggunakan Tabel
Tahun Penggandaan Perkiraan Penduduk Dunia Waktu 800
SM 5 juta -
1650 tahun 500 juta 1500
1830 tahun 1 miliyar 180
1930 tahun 2 miliyar 100
1975 tahun 4 miliyar 45
1650 tahun 500 juta 1500
1830 tahun 1 miliyar 180
1930 tahun 2 miliyar 100
1975 tahun 4 miliyar 45
Waktu penggandaan adalah periode
waktu yang diperlukan untuk kuantitas untuk ganda dalam ukuran atau nilai. Hal
ini diterapkan untuk pertumbuhan penduduk, inflasi, ekstraksi sumberdaya,
konsumsi barang, bunga majemuk, volume tumor ganas, dan banyak hal lainnya yang
cenderung tumbuh dari waktu ke waktu. Ketika laju pertumbuhan relatif (bukan
laju pertumbuhan absolut) adalah konstan, kuantitas mengalami pertumbuhan
eksponensial dan memiliki waktu yang konstan penggandaan atau periode yang
dapat dihitung langsung dari laju pertumbuhan. Kali ini dapat diturunkan dengan
membagi logaritma alami 2 oleh eksponen pertumbuhan, atau didekati dengan
membagi 70 dengan laju pertumbuhan persentase (lebih kasar tapi secara
keseluruhan, membagi 72. Waktu penggandaan adalah satuan karakteristik (unit
alami skala) untuk persamaan pertumbuhan eksponensial, dan bercakap-cakap untuk
peluruhan eksponensial adalah setengah kehidupan. Menggunakan interpolasi
linear dari perkiraan UNDESA, populasi dunia telah meningkat dua kali lipat
atau akan dua kali lipat dalam tahun-tahun berikutnya (dengan dua titik tolak
yang berbeda). Perhatikan bagaimana, selama 2 milenium, menggandakan
masing-masing mengambil kira-kira setengah selama dua kali lipat sebelumnya,
pas model pertumbuhan hiperbolik disebutkan di atas. Namun, tidak mungkin bahwa
akan ada penggandaan lain dalam abad ini.
C. Faktor-Faktor Demografi Yang Mempengaruhi Pertambahan Penduduk
1. Kematian
(Mortalitas)
Kematian
adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian
bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka
kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya
kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan
faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
a. Faktor pendukung kematian
(pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
- Terjadinya berbagai bencana alam.
- Terjadinya peperangan.
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industry.
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
- Terjadinya berbagai bencana alam.
- Terjadinya peperangan.
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industry.
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b. Faktor penghambat kematian
(anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
2. Kelahiran
(Natalitas)
Kelahiran
bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat
kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas)
antara lain:
- Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
- Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
- Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
- Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
- Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
- Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
- Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
- Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
- Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
- Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti
natalitas), antara lain:
- Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
- Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
- Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
- Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
- Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
- Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
- Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
- Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
3. Migrasi
(Mobilitas)
Migrasi
penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain.
Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan
perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga
migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar
wilayah satu negara saja.
D. Rumus
Tingkat Kematian Yang Kasar
Angka Kematian Kasar adalah
angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada pertengahan
tahun tertentu (Data Statistik Indonesia-Angka Kematian Kasar-Rumus), disuatu
wilayah tertentu. Ada pun rumusnya sebagai berikut :
Rumus: CDR = D/P x K
Dimana :
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
Umumnya data tersedia adalah ”jumlah penduduk pada
satu tahun tertentu” maka jumlah dapat sebagai pembagi. Kalau ada jumlah
penduduk dari 2 data dengan tahun berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut
dapat dianggap sebagai penduduk tengah tahun.
E. Rumus Tingkat Kematian Khusus
Angka kematian khusus (Age
Specific Death Rate/ASDR) yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian
setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun.
Rumusnya adalah jumlah kematian pada umur tertentu dibagi dengan jumlah
penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun dan dikalikan dengan konstanta
yang biasanya bernilai 1000.
Rumus: ASDRx = Dx/Px x 1000
Dimana :
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
1000 = Konstanta (k)
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
1000 = Konstanta (k)
F. Angka Kelahiran
Angka kelahiran yaitu angka yang
menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu
satu tahun.
Ada beberapa cara untuk menghitung besarnya angka kelahiran yaitu:
1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
Ada beberapa cara untuk menghitung besarnya angka kelahiran yaitu:
1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
CBR = B/P x 1000
Dimana : CBR = Crude Birth Rate (Angka Kelahiran
Kasar)
B = Jumlah kelahiran dalam satu tahun
P = Jumlah seluruh penduduk pada pertengahan tahun
1000 = konstanta
Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.
B = Jumlah kelahiran dalam satu tahun
P = Jumlah seluruh penduduk pada pertengahan tahun
1000 = konstanta
Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.
2. Angka kelahiran menurut kelompok umur (Age
Specific Fertiliy Rate) disingkat ASFR
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
ASFRx = Bx/Pfx x k
Dimana : ASFRx = Angka kematian menurut kelompok
umur x
Bx = Jumlah Kelahiran dari wanita pada kelompok umur x
Pfx = Jumlah wanita pada kelompok umur x
K = Konstanta (angka 1000)
X = Umur wanita kelompok umur tertentu yang umumnya
dihitung tiap 5 tahun seperti 15 – 19 tahun, 20 – 24 tahun
dan seterusnya
Bx = Jumlah Kelahiran dari wanita pada kelompok umur x
Pfx = Jumlah wanita pada kelompok umur x
K = Konstanta (angka 1000)
X = Umur wanita kelompok umur tertentu yang umumnya
dihitung tiap 5 tahun seperti 15 – 19 tahun, 20 – 24 tahun
dan seterusnya
Dengan rumus tersebut kita dapat
mengetahui kelompok umur mana yang paling banyak terjadi kelahiran. Perlu
diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia
itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.
G. Pengertian
Migrasi
Migrasi salah satu dari tiga
komponen dasar dalam demografi, Migrasi bersama dengan dua komponen lainnya,
kelahiran dan kematian, mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu wilayah.
Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata.
Secara umum Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.
Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.
Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata.
Secara umum Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.
Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.
H. Macam-Macam
Migrasi
Berdasarkan wilayah yang
dilaluinya migrasi terbagi atas 2 macam, yaitu : Migrasi Internasional dan
Migrasi Internal.
·
Migrasi Internasional
Migrasi
Internasional terjadi jika perpindahan penduduk dilakukan melewati batas
Negara. Dengan demikian, perpindahan yang terjadi adalah perpindahan
antarnegara. Misalnya perpindahan penduduk Indonesia ke Amerika Serikat dan
sebagainya.
Migrasi Internasional dilakukan
oleh penduduk akrena beberapa factor. Diantaranya bekerja, melanjutkan sekolah,
terjadi peperangan di negara asal atau terjadi krisis ekonomi di Negara
asalanya. Migrasi Internasional dibatasi oleh berbagai aturan yang ketat
tentang keimigrasian di masing-masing negara tujuan. Hal ini dilakukan terutama
oleh negara – negara maju untuk menekan laju pendatang yang dapat mengganggu
stabilitas negara tersebut.
Migrasi Internasional dapat
terjadi dalam 2 cara, yaitu migrasi ke luar (emigrasi) dan migrasi masuk
(imigrasi). Penduduk yang melakukan imigrasi disebut imigran. Adapun penduduk
yang melakukan emigrasi disebut emigrant.
·
Migrasi Internal
Migrasi
Internal merupakan perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari satu wilayah
ke wilayah lainnya, tetapi masih dalam kesatuan negara. Dengan kata lain,
migrasi internal merupakan perpindahan penduduk antar daerah di dalam negeri.
Contohnya adalah perpindahan penduduk Medan ke Jakarta dan sebagainya. Migrasi
Internal yang terdapat di Indonesia antara lain adalah urbanisasi dan
transmigrasi.
Urbanisasi adalah proses
pertambahan jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan. Pertambahan jumlah ini
disebabkan oleh pertumbuhan penduduk alami dan pertambahan penduduk yang masuk
ke kota. Perpindahan penduduk perdesaan ke perkotaan merupakan salah satu aspek
penyebab urbanisasi. Namun demikian, di beberapa kota, jumlah penduduk
pendatang lebih banyak jika dibandingkan dengan pertumbuhan alami penduduk
perkotaan itu sendiri. Oleh sebab itu, urbanisasi biasa diartikan sebagai
perpindahan penduduk dari wilayah perdesaan ke wilayah perkotaan. Perpindahan
penduduk perdesaan ke perkotaan terjadi karena adanya daya tarik dari perkotaan
dan daya dorong dari perdesaan.
Daya tarik dari perkotaan yang menyebabkan pendudk tertarik untuk mendatanginya antara lain sebagai berikut :
• Lapangan kerja di perkotaan lebih banyak baik jumlah maupun jenisnya dibandingkan dengan daerah perdesaan.
• Upah bekerja di daerah perkotaan umumnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan upah di perdesaan.
• Fasilitas social seperti transportasi, pendidikan, tempat rekreasi dan perkotaan lebih mudah didapatkan dibandingkan dengan di perdesaan.
• Kehidupan perkotaan yang lebih bervariasi daripada kehidupan perdesaan.
Daya tarik dari perkotaan yang menyebabkan pendudk tertarik untuk mendatanginya antara lain sebagai berikut :
• Lapangan kerja di perkotaan lebih banyak baik jumlah maupun jenisnya dibandingkan dengan daerah perdesaan.
• Upah bekerja di daerah perkotaan umumnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan upah di perdesaan.
• Fasilitas social seperti transportasi, pendidikan, tempat rekreasi dan perkotaan lebih mudah didapatkan dibandingkan dengan di perdesaan.
• Kehidupan perkotaan yang lebih bervariasi daripada kehidupan perdesaan.
Adapun daya dorong dari perdesaan yang menyababkan
penduduk meninggalkan daerah asalnya antara lain sebagai berikut :
• Terbatasnya lapangan pekerjaan di perdesaan
• Terjadi musim paceklik didaerah perdesaan.
• Kepemilikan lahan pertanian yang semakin sempit.
• Kurangny fasilitas social yang terdapat di perdesaan.
• Kehidupan di perdesaan lebih monoton dibandingkan dengan perkotaan.
• Terbatasnya lapangan pekerjaan di perdesaan
• Terjadi musim paceklik didaerah perdesaan.
• Kepemilikan lahan pertanian yang semakin sempit.
• Kurangny fasilitas social yang terdapat di perdesaan.
• Kehidupan di perdesaan lebih monoton dibandingkan dengan perkotaan.
Transmigrasi adalah perpindahan
penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang jarang penduduknya. Selama yang
padat ke daerah yang jarang penduduknya. Selama ini perpindahan tersebut
disponsori oleh pemerintah daerah yang padat penduduknya. Penduduk yang
melakukan transmigrasi dinamakan transmigran.
Transmigrasi merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kebijakan kependudukan nasional. Tujuan utama
transmigrasi adalah menyebarkan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang
kurang padat. Selama 25 tahun, sekitar 6 juta penduduk telah dipindahkan dari
wilayah Jawa, Madura, Bali dan Lombok ke pulau lain. Bagi daerah kritis, peran
transmigrasi adalah untuk membantu mengurangi kerusakan lingkungan,
mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan produktivitas daerah yang jarang
penduduknya. Jadi, secara umum program transmigrasi memiliki dampak positif
bagi pembangunan nasional maupun daerah. Transmigrasi tidak hanya merupakan
upaya untuk memindahkan penduduknya. Transmigrasi juga memberikan sumbangan
yang positif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan
pendapatan per kapita. Selain itu, melalui program transmigrasi persatuan
nasional dapat diperkokoh.
Secara umum tujuan transmigrasi antara lain adalah
untuk :
• Mengembangkan daerah – daerah permukiman baru yang relatif jarang penduduknya.
• Meratakan persebaran penduduk agar seimbang di setiap wilayah.
• Mendorong pembangunan daerah dengan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang lebih baik guna tujuan pembangunan.
• Meningkatkan kesejahteraan dan standar hidup transmigran.
• Mengembangkan daerah – daerah permukiman baru yang relatif jarang penduduknya.
• Meratakan persebaran penduduk agar seimbang di setiap wilayah.
• Mendorong pembangunan daerah dengan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang lebih baik guna tujuan pembangunan.
• Meningkatkan kesejahteraan dan standar hidup transmigran.
Berdasarkan penyababnya, transmigrasi dapat
dibedakan atas 2 kelompok, yaitu transmigrasi umum dan transmigrasi spontan.
Transmigrasi Umum merupakan perpindahan penduduk yang diorganisasi oleh pemerintah. Transmigran diberi lahan untuk diolah, keperluan bercocok tanam, bahkan biaya hidup sebelum tanah yang diolah menghasilkan. Selain itu, sebelum berangkat ke daerah tujuan transmigran umumnya dibekali berbagai keterampilan.
Transmigrasi Umum merupakan perpindahan penduduk yang diorganisasi oleh pemerintah. Transmigran diberi lahan untuk diolah, keperluan bercocok tanam, bahkan biaya hidup sebelum tanah yang diolah menghasilkan. Selain itu, sebelum berangkat ke daerah tujuan transmigran umumnya dibekali berbagai keterampilan.
Transmigrasi Spontan merupakan perpindahan penduduk
yang dilakukan atas inisiatif sendiri. Dalam hal ini pemerintah hanya merestui
dan member izin untuk membuka lahan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
I. Akibat
Migrasi
Dengan adanya wilayah yang
memiliki suatu nilai lebih maka banyak orang/ penduduk pun yang akan pergi ke
wilayah itu dikarenakan di wilayah ia tinggal sudah tidak ada lagi nilai
lebihnya untuk berkelangsungan hidupnya dan migrasi pun mempunyai
dampak-dampaknya juga.
Dari semua faktor-faktor seperti
kesehatan, ketidak nyamanan, wilayah, ekonomi, susah lahan pekerjaan, bencana
alam,dan sosial budaya maka penduduk pun akan berpikir untuk segera melakukan
migrasi ketempat yang menurut ia nyaman dan semua itu demi berkelangsungan
hidupnya.
Seiring waktu berjalan kota yang
diserbu para imigran pun padat maka timbul lah akibat-akibat dari imigrasi,
kebanyakan migrasi di Indonesia tidak terkendali dikarenakan kurangnya data
pada proses migrasi karena imigran banyak yang melakukan imigrasi iliegal.
Berikut ini adalah akibat yang muncul dari migrasi
:
• Akan terjadi pertikaian didalam suatu kota yang banyaknya imigrasi dikarenakan banyaknya orang yang bersuku tidak sama, perbedaan sosial budaya, pola pikiran yang tidak sepaham, adab tutur kata yang tidak sama, dan memandang suatu nilai orang.
• Akan cepatnya terjadi bencana alam, karena apabila imigran datang tentu saja mereka mencari tempat tinggal, maka lahan penghijauan pun menjadi sasaran untuk dibuatnya perumahan sehingga untuk resapan air pun berkurang sehingga akan terjadi bencana alam banjir dan juga wabah penyakit.
• Kesehatan menjadi harga yang lebih mahal di dalam kota migrasi karena, makin banyak imigran yang datang dengan membawa alat kendaraannya dan juga elektronik yang mempunyai radiasi dan polusi pun dimana-mana.
• Area perkuburan yang makin sempit dikarenakan lahan yang letaknya seharusnya menjadi area pemakaman justru dibuat mall, jalan raya besar, dan juga fasilitas prasarana lainnya.
• Lahan pekerjaan yang sempit karena banyaknya orang yang mau menetap di kota migrasi dengan mencari uang tetapi sudah banyaknya lahan pekerjaan yang diambil orang dan juga peluang bisnis yang area penjualannya sangat sempit.
• Akan terjadi pertikaian didalam suatu kota yang banyaknya imigrasi dikarenakan banyaknya orang yang bersuku tidak sama, perbedaan sosial budaya, pola pikiran yang tidak sepaham, adab tutur kata yang tidak sama, dan memandang suatu nilai orang.
• Akan cepatnya terjadi bencana alam, karena apabila imigran datang tentu saja mereka mencari tempat tinggal, maka lahan penghijauan pun menjadi sasaran untuk dibuatnya perumahan sehingga untuk resapan air pun berkurang sehingga akan terjadi bencana alam banjir dan juga wabah penyakit.
• Kesehatan menjadi harga yang lebih mahal di dalam kota migrasi karena, makin banyak imigran yang datang dengan membawa alat kendaraannya dan juga elektronik yang mempunyai radiasi dan polusi pun dimana-mana.
• Area perkuburan yang makin sempit dikarenakan lahan yang letaknya seharusnya menjadi area pemakaman justru dibuat mall, jalan raya besar, dan juga fasilitas prasarana lainnya.
• Lahan pekerjaan yang sempit karena banyaknya orang yang mau menetap di kota migrasi dengan mencari uang tetapi sudah banyaknya lahan pekerjaan yang diambil orang dan juga peluang bisnis yang area penjualannya sangat sempit.
J. Tiga Jenis Struktur Penduduk
Ada tiga jenis struktur penduduk :
1. Piramida Penduduk Muda
1. Piramida Penduduk Muda
Piramida ini menggambarkan
komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka
kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya kita lihat
pada negara – negara yang sedang berkembang. Misalnya : India, Brazil dan Indonesia.
2. Piramida Stationer
Bentuk piramida ini
menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian
rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk yang
berbentuk system in iterdapat pada negara-negara yang maju seperti Swedia,
Belanda dan Skandinavia.
3. Piramida Penduduk Tua
Bentuk piramida penduduk ini
menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat
kematian kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar, maka
suatu Negara bias kekurangan penduduk. Negara yang bentuk piramida penduduknya
seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia dan Perancis.
K. Pengertian
Rasio Ketergantungan
Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah
perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah
penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun.
Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda
dan Rasio Ketergantungan Tua.
• Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.
• Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.
• Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.
• Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.
Rasio ketergantungan (dependency
ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan
keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang
sedang berkembang. Dependency ratiomerupakan salah satu indikator demografi
yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin
tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai
hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan
persentase dependency ratioyang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya
beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang
belum produktif dan tidak produktif lagi.
Rasio Ketergantungan didapat dengan membagi total
dari jumlah penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia
tidak produktif (65 tahun keatas) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64
tahun). Sehingga dengan demikian rasio ketergantungan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Penduduk 0-14 + Penduduk 65 ke atas
DR X 100
Penduduk 15-64
DR X 100
Penduduk 15-64
Atau
Pn0 – 14 + Pn65 ke atas
DR + X 100
Pn 15 – 64
DR + X 100
Pn 15 – 64
2.2.
KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
A. Pertumbuhan
Dan Perkembangan Kebudayaan Di Indonesia
Bedasarkan pendapat-pendapat para ahli prehistoric,
bahwa zaman batu terbagi dalam :
• Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
• Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu
tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak
genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia
Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan
di daerah Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian para ahli prehistori,
bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak
batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke
arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu
menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores,
dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
Kapak-kapak tersebut diasah
sampai mengkilap dan diikat pada tangkai kayu dengan menggunakan rotan. Sebagai
tambahan seiring persebaran kapak batu tersebut tersebar pula Bahasa
Proto-Austronesia yg merupakan induk dari bahasa dari bangsa-bangsa di sekitar
Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik. Karena perkembangannya muncul bahasa
melayu yang nantinya di negara Indonesia berkembang menjadi bahasa Indonesia
• Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Ciri – ciri zaman batu muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Ciri – ciri zaman batu muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Manusia pada zaman batu muda
telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji
besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah
mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta
membuat alat-alat lain yang mereka perlukan
Bangsa-bangsa Proto-austronesia
yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan
Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa
senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan
perunggu
Hal yang patut dicatat tentang
permulaan zaman logam ini adalah kenyataan yang jelas bahwa Indonesia sebelum
memasuki zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang tinggi derajatnya dan
penting bagi perkembangan kebudayaan Indonesia selanjutnya.
B.
Kebudayaan hindu, budha dan islam
·
Kebudayaan Hindu, Budha
Pada abad
ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan
atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5
ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat
dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak
menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama
itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai.
Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya
budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni
ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang
diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya
yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari,
dll. Candi Borobudur merupakan candi termegah di Asia Tenggara dan pernah
tercatat sebagai 10 keajaiban dunia.
·
Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da
16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam
yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di
Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa
sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota
Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di
karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa. Melainkan dengan cara
baik-baik, di samping itu disebabkan sikap toleransi yang dimiliki bangsa kita.
Abad ke 15 ketika kejayaan
maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat
merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di
pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung
Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak
di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses
perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang
kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh
dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan
Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk.
Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera
Timur, Sumateraa Barat, dan Pesisr Kalimantan.
Agama Islam berkembang pesat di
Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian terbesar penduduk
Indonesia. Kebudayaan Islam memberi saham yang besar bagi perkembangan
kebudayaan dan kepribadian Bangsa Indonesia.
2.3.
KEBUDAYAAN BARAT
Unsur kebudayaan barat juga
memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa
Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik
Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama
bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan
berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi,
kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu
yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara,
dan Maluku berkembang dua lapisan sosial.
1. Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh.
2. Lapisan sosial yang terdiri dari kaum pegawai.
2. Lapisan sosial yang terdiri dari kaum pegawai.
Dalam kedua lapisan inilah
pendidikan barat di sekolah-sekolah kemampuan atau kemahiran Bahasa Belanda
menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas. Akhirnya masih harus
disebut sebagai pengaruh Kebudayaan Eropa yang masuk juga ke dalam Kebudayaan
Indonesia, ialah agama Katolik dan Agama Kristen Protestan. Agama-agama
tersebut biasanya disiarkan dengan sengaja oleh organisasi penyiaran agama yang
bersifat swasta. Penyiaran dilakukan di daerah- daerah dengan penduduk yang
belum pernah mengalami pengaruh agama Hindu, Budha, atau Islam daerah itu
misalnya Irian Jaya, Maluku Tengah dan Selatan, Sulawesi Utara dan tengah, Nusa
Tenggara Timur dan Pedalaman Kalimantan. Sudah menjadi watak dan kepribadian
timur pada umumnya, serta masyarakat Jawa khususnya, bahwa menerima setiap
kebudayaan yang datang dari luar,kebudayaan yang dimilikinya tidaklah
diabaikan. Tetapi disesuaikanlah kebudayaan yang baru itu dengan kebudayaan
lama.
Sehubungan dengan itu penjelasan
UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang
kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha
budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada
sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam
penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju
kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru
kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka :
0 komentar:
Posting Komentar